FarmaKepo Eps 1: Benarkah puasa pemicu gangguan pencernaan? KEPOIN DISINI!

Halo Swipers ✋

Ada Program baru dari SwipeRx Indonesia, perkenalkan namanya Farmakepo, salah satu konten yang dinaungi oleh SwipeRx Academy. Nama Farmakepo sendiri terinspirasi dari kitab atau buku pedoman standar obat yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu Farmakope. Di episode perdana ini, Farmakepo akan membahas tentang gangguan penyakit serta golongan obat yang biasa terjadi di Gastrointestinal Atas dengan fokus pada Gastric atau yang biasa kita kenal sebagai organ lambung. Yuk KEPOIN Sekarang! 😉

TRANSKRIP

0:00:01-0:02:04]
Hai Swipers. Perkenalkan aku apoteker Yulia Nurul Ulfah, Senior Partnership SwipeRx Indonesia. Di video kali ini aku juga mau memperkenalkan salah satu konten edukasi dari SwipeRx Academy yaitu, Farma Kepo. Kepoin abis farmasi. Nah Swipers, kenapa kita namain acara ini Farma Kepo, ada yang tahu gak nih Swipers? Ya, kita terinspirasi dari Farmakope yaitu kitabnya anak farmasi. Yaitu buku yang berisi standar obat, buku standar obat yang dikeluarkan atau diterbitkan resmi oleh pemerintah. Nah, di video perdana ini aku bakal jelasin dulu tentang pembahasan di bulan ini. Sesuai dengan campaign subcategories SwipeRx, Farma Kepo akan membahas tuntas tentang gastrointestinal. Karena pembahasan tentang gastrointestinal itu cukup luas dan kompleks, sehingga tidak akan cukup dibahas dalam satu kali kesempatan. Aku akan klasifikasikan menjadi gastrointestinal atas dan gastrointestinal bawah. Yang akan dibagi menjadi masing-masing 4 part video. Nah, di part pertama ini kita akan bahas gastric dilanjutkan part ke-2 mengenai duodenum atau usus 12 jari. Di episode selanjutnya kita akan bahas mengenai usus halus dan usus besar atau kolon. Makanya aku saranin banget nih buat Swipers untuk subscribe, like, dan jangan lupa share. Serta nyalakan notifikasinya agar tidak ketinggalan update konten dari SwipeRx. Nah Swipers, ngomong ngomong kita kan lagi di bulan puasa nih. Biasanya banyak dari Swipers nih yang punya keluhan di sekitaran lambung, atau yang berhubungan dengan lambung. Di episode kali ini pas banget, kita akan bahas tentang lambung dan obat-obatan yang bekerja di lambung.

[0:02:05-0:03:31]
Langsung aja kita ke pembahasannya. Seperti yang tadi aku sebutin di sebelumnya bahwa aku mengklasifikasikan gastrointestinal menjadi dua yaitu, gastrointestinal atas dan gastrointestinal bawah. Kita akan mulai dari gastrointestinal yang atas. Nah, kita mulai dengan fisiologinya dulu nih ya Swipers. Nah, di gastrointestinal atas itu meliputi mulut, kerongkongan atau esofagus, lambung, serta duodenum atau usus 12 jari. Nah, kita lihat gambar disamping ya untuk mengetahui mekanisme makanan dan minuman. Nah, di sini ketika makanan dan minuman itu tertelan itu ya Swipers, itu akan masuk melalui mulut pastinya. Dan akan diteruskan ke dalam esofagus atau kerongkongan untuk selanjutnya diteruskan ke dalam lambung. Nah, di dalam esofagus ini terdapat katup yang namanya lower esophageal sphincter, yang fungsinya akan membuka dan menutup seperti pintu. Nah, katup ini akan mengalami relaksasi ketika makanan itu akan diteruskan ke dalam lambung, tapi katup ini akan berkontraksi atau menutup ketika makanan itu sudah berada di lambung. Untuk mencegah isi dari lambung itu naik ke kerongkongan atau ke esofagus itu. Nah, kadang-kadang kontraksi peristaltik otot esofagus ini menyebabkan si katup ini membuka, sehingga isi lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. Itulah yang menjadi alasan kenapa Swipers ini disarankan untuk tidak berbaring setelah makan.

[0:03:31-0:04:54]
Selanjutnya kita akan ke fisiologis lambung. Lambung itu terdiri dari tiga bagian anatomi ya Swipers. Ada cardia yang di bagian atas, ada body atau badan, dan ada antum di bagian bawah. Untuk cardia, cardia ini memiliki fungsi untuk sekresi mukus atau mukosa yang gunanya untuk memproteksi dinding lambung dari lingkungan asam. Sedangkan bagian bodi atau badan ini adalah bagian yang menempati 80-90 persen dari komposisi lambung. Terdiri dari sel parietal dan juga sel peptik. Nah, asam lambung itu akan mengaktivasi pepsinogen menjadi pepsin, yang gunanya untuk mencerna protein yang dimakan atau dikonsumsi oleh Swipers. Kita lanjut ke bagian bawah. Di bagian bawah itu ada antrum. Antrum ini hanya menempati sekitar 10-20 persen aja nih bagian lambung. Dan di dalam antrum itu terdapat sel G. Nah, Sel G ini akan berfungsi atau bertanggung jawab terhadap sekresi hormon gastrin. Yang memiliki mekanisme feedback terhadap rangsangan sekresi asam oleh sel parietal lambung. Nah, kita mulai dengan stimulasi sekresi asam. Kita akan membahas lebih detil lagi nih, gimana sih bisa sekresi asam lambung itu keluar dari lambung ya. Ada tiga faktornya nih Swipers. Ada faktor neurologik, faktor fisik, dan faktor hormonal. Untuk faktor neurologik sesuai dengan namanya ya.

[0:04:55-0:06:22]
Ini tuh terkait dengan sistem saraf pusat. Jadi ternyata kalau ketika kita melihat, kita membau, dan merasakan makanan, itu akan merangsang pelepasan dari asetilkolin. Sehingga mengaktifkan reseptor muskarinik pada sel parietal lambung. Nah kalau untuk faktor fisik itu ternyata dipengaruhi ketika kita menelan makanan. Dari proses menelan makanan ini ternyata tuh lambung akhirnya berkontraksi. Menjawab dari kerongkongan yang tadi berkontraksi karena makanannya masuk ke dalam kerongkongan. Nah, hal ini menyebabkan pelepasan asetilkolin, dan rangsangan pada sel G di antrum bagian bawah itu, sehingga untuk memproduksi hormon gastrin. Di faktor hormonal itu adalah kaitanya dengan hormon gastrin itu sendiri. Nah Swipers, perlu Swipers tahu nih ya. Ketika kadar pH lambung itu naik, hormon gastrin itu pasti akan terlepas. Tapi hormon gastrin itu juga akan dihambat ketika kadar pH itu turun, pH lambung itu turun. Karena ada pelepasan dari somatostatin dari sel antral D, yang merupakan sinyal dari sel G. Oke, tadi kita bahas tentang hormon gastrin ya. Jadi hormon gastrin ini akan masuk nih ya, kan sesuai dari gambar nih ya. Hormon gastrinnya itu akan masuk ke dalam sel parietal itu, dan berikatan dengan reseptor dari gastrinnya. Nah, pelepasan histamin dari sel mast ini atau sel FcεR ini akhirnya berikatan dengan reseptor histamin H2 lambung.

[0:06:23-0:07:49]
Sehingga nanti akan menimbulkan atau menyebabkan sekresi asam lambung di waktu setelah mengkonsumsi makanan ataupun di malam hari. Oke kita akan membahas lebih jelas lagi ya, lebih detail lagi ya. Dari gambarnya kan sudah bisa dilihat ya Swipers ya. Dari ikatan yang terjadi di reseptor gastrin, yang ada di reseptor histamin, juga ada di reseptor muskarinik itu akan menyebabkan kalsium itu masuk ke dalam intrasel. Sehingga kadar kalsium di dalam intrasel itu meningkat. Meningkatnya enzim adenosin monofosfat siklik atau cAMP ini menyebabkan atau mengaktifasi enzim hidrogen-potassium adenosin triphosphatase. Nah, pengaktifkan enzim ini akhirnya membuat pompa proton H plus ini bekerja sehingga memindahkan ion hidrogen tadi itu, dari sitoplasma ke kanalikulis sekretori. Dan bertukaran tuh, dengan ion kalium plus dari kanalikulis sekretori ke sitoplasma. Nah, jadi di kanalikulis sekretori ini ion hidrogen H plus-nya itu akan berikatan dengan ion klorida atau CL, sehingga membentuk HCL atau yang kita sebut dengan asam lambung. Nah, kita langsung bahas di obat-obatan yang ada di gastro ya, atau di lambung. Yang pertama ada antasida. Antasida ini merupakan terapi tambahan dengan agen penekan asam lainnya. Kenapa? Karena sifatnya yang relatif lemah untuk menetralisir asam lambung.

[0:07:49-0:09:12]
Karena cara kerjanya hanya menetralisir asam lambung dan memperkuat sfingter esofagus bagian bawah. Karena durasi kerjanya yang pendek ya, jadi aturan pakainya itu harus diminum 3 sampai 4 kali sehari. Dan diminumnya 1 sampai 3 jam setelah makan, dan tidak disarankan untuk diminum bersama bersama dengan obat-obatan lain. Karena khawatir akan terjadi terbentuknya kelat dan gangguan absorbsi obat lainnya. Nah efek samping yang sering dijumpai ya, nih Swipers, nih yang perlu Swipers tahu nih, dari antasida itu adalah bisa menyebabkan diare karena kandungan magnesium yang ada di didalamnya, atau menyebabkan konstipasi karena kandungan aluminium di dalamnya, dan masih banyak lagi efek samping lainnya. Dan obat ini yang perlu Swipers tahu, dikontraindikasikan loh untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Jadi hati-hati ya, untuk pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal ketika mengkonsumsi obat ini. Oke, yang obat selanjutnya adalah stimulan motilitas. Nah, contoh dari stimulan motilitas ini itu adalah obat obatan antagonis dopamin yang punya sifat atau cara kerja unik. Contohnya metoklopramid dan domperidone. Kenapa dia bisa unik? Karena metoklopramid dan domperidone itu merangsang pengosongan asam lambung, serta pengosongan usus halus, dan memperkuat kekuatan kontraksi sfingter esofagusnya.

[0:09:13-0:10:42]
Nah, kedua obat ini tuh biasanya digunakan sebagai terapi komplemen atau tambahan dengan agen lainnya. Karena memiliki efek untuk mengatasi mual dan muntah non-spesifik. Jadi biasanya sebagai komponen nih ya si obat ini. Nah, obat ini punya efek samping menyebabkan distonia akut pada wanita muda dan anak-anak, sehingga penggunaannya harus diwaspadai atau dalam pengawasan dokter. Oke kita lanjut ke obat yang selanjutnya yaitu adalah, obat pelindung mukosa atau mukosa protektor. Contohnya adalah sukralfat. Nah Swipers mungkin udah pernah menjumpai nih obat sukralfat ini. Karena obat ini itu adalah senyawa kompleks aluminium hidroksida dan sukrosa sulfat dengan sifat antasida yang minimal. Mekanisme obat ini udah sesuai ya dengan golongan yaitu pelindung mukosa. Maka cara kerjanya adalah melindungi mukosa lambung dan duodenum yaitu usus 12 jari, dari serangan pepsin asam. Jadi aturan pakainya ini harus diminum 2 sampai 4 kali sehari ya. Sesuai dari kondisi pasien ya. Jadi kondisi Swipers ini akan menentukan banyaknya obat yang dikonsumsi nanti. Dan obat ini tidak disarankan digunakan bersama dengan antasida. Jika Swipers ingin menggunakan obat ini bersamaan dengan antasida, maka antasida harus dikonsumsi 1 sampai 2 jam setelah mengkonsumsi obat sukralfat ini. Nah, efek samping obat ini yang paling sering dijumpai adalah konstipasi atau sembelit, mulut kering, sakit kepala, dan diare.

[0:10:43-0:11:19]
Nah Swipers. Tadi kita udah bahas obat-obatan yang ada di episode kali ini. Ada obat-obatan antagonis reseptor H2 dan proton pump inhibitor. Pas banget nih Swipers, khusus minggu ini kita ada promo spesial daily deals dan spesial weekend deals untuk produk gastrointestinal/ So Swipers, langsung aja ya dikepoin di aplikasi kita, SwipeRX. Jangan sampai ketinggalan dan nikmati promo menarik lainnya. Tetap jaga kesehatan tubuh Swipers ya ketika menjalankan ibadah puasa dan semoga tetap lancar. Sampai jumpa di video berikutnya. Farmakepo, kepoin abis farmasi!

Berlangganan Newsletter

Konten SwipeRx Academy Lainnya

Obat Otot Kaku: CHLORZOXAZONE | FarmaKepo Eps 52

Episode terakhir Farmakepo Series Obat Kaku Otot! Obat yang terakhir akan dibahas adalah Chlorzoxazone. Tonton Farmakepo series obat kaku di sini https://www.youtube.com/watch?v=WNf6ka1Wxq0&list=PLefa1TKxbnHzlvEt-IOLJGZ6jSO1LH9ro Yuk kepoin apa