Jenis Obat yang Berbahaya untuk Bayi dan Batita

Halo, Swipers! Obat-obatan pada dasarnya adalah zat atau campuran dari bahan-bahan yang digunakan untuk mencegah, mengobati, atau meringankan gejala gangguan kesehatan. Ada obat-obatan yang berbentuk tablet/kapsul, sirup, ataupun diberikan melalui suntikan dan inhalasi. 

Ada obat-obatan yang dibuat dari bahan-bahan alami (obat-obatan herbal) dan ada juga yang dibuat secara kimiawi (obat-obatan sintesis). Umumnya, obat-obatan memiliki efek samping, dan oleh sebab itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau setidaknya apoteker terlebih dahulu sebelum Anda mengonsumsi suatu obat. 

Namun, tahukah Swipers? Anda harus sangat selektif dalam memberikan obat-obatan kepada bayi dan batita? Hal ini disebabkan karena bayi lebih sensitif terhadap efek samping dari obat-obatan dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga obat yang diberikan untuk mereka pun tidak bisa sembarang. Pada artikel ini, Anda akan mengetahui daftar jenis obat yang berbahaya untuk bayi dan batita.

  1. Aspirin

Aspirin adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati rasa sakit (seperti sakit kepala atau sakit gigi), demam, dan peradangan. Namun, obat ini tidak dianjurkan diberikan kepada anak-anak. Bahkan, tidak hanya bayi yang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini, melainkan semua anak yang berusia di bawah 18 tahun. 

Hal ini dikarenakan aspirin dapat menyebabkan penyakit yang bernama Sindrom Reye, yaitu kerusakan hati dan otak yang dapat menyebabkan kematian. Sindrom Reye terjadi ketika tubuh anak terpapar virus seperti flu atau demam tifoid, kemudian diberikan aspirin untuk mengurangi demam atau rasa sakit. 

Meskipun tidak semua anak yang mengonsumsi aspirin akan mengalami Sindrom Reye, risikonya cukup tinggi sehingga aspirin tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun, dan dilarang diberikan kepada bayi. Untuk alasan tersebut, aspirin berada di urutan pertama obat yang berbahaya bagi bayi dan batita.

  1. Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID)

Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) adalah obat yang digunakan untuk mengobati rasa sakit, demam, dan peradangan. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi zat yang disebut prostaglandin, yang merupakan zat yang berperan dalam proses inflamasi. Contoh obat NSAID yang umum digunakan adalah ibuprofen dan naproxen. 

Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) tidak dianjurkan untuk diberikan kepada bayi karena dapat menyebabkan masalah pencernaan dan perdarahan usus. Hal ini dikarenakan bayi dan batita memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna, sehingga mudah terpengaruh oleh obat-obatan yang dikonsumsi. Selain itu, obat ini juga dapat menyebabkan masalah pertumbuhan pada bayi dan batita. 

Untuk mengurangi demam dan rasa sakit pada bayi, sebaiknya gunakan obat lain seperti paracetamol (Acetaminophen) yang lebih aman untuk dikonsumsi oleh bayi. Hindari penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) yang lebih berpotensi untuk menjadi berbahaya bagi bayi dan balita.

  1. Obat kortikosteroid

Obat kortikosteroid adalah obat yang mengandung hormon kortisol yang digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi, seperti asma, alergi, radang sendi, dan lain-lain. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi peradangan dan mengurangi respon sistem kekebalan tubuh terhadap stimulus alergi. 

Contoh obat kortikosteroid yang umum digunakan adalah prednison, dexamethasone, dan hidrocortison. Jenis obat ini berbahaya bagi bayi dan batita karena dapat menyebabkan efek samping seperti peningkatan risiko infeksi, perubahan mood, dan masalah pertumbuhan pada bayi dan anak-anak. Maka dari itu, obat kortikosteroid juga merupakan jenis obat yang berbahaya untuk bayi dan batita.

  1. Obat penenang/sedatif

Obat penenang adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan mood seperti kecemasan, kegelisahan, dan insomnia. Obat ini bekerja dengan cara mengatur kadar zat kimia di otak yang berperan dalam regulasi mood, seperti GABA (gamma-aminobutyric acid) dan serotonin. 

Contoh obat penenang yang umum digunakan adalah diazepam, lorazepam, dan alprazolam. Jenis obat-obatan ini dilarang keras untuk diberikan kepada bayi dan anak-anak karena bahayanya dapat menyebabkan masalah hormon, tumbuh kembang, dan perilaku pada bayi dan anak-anak.

  1. Obat tetes mata

Walau tidak semua jenis obat mata yang ada di pasaran berbahaya bagi bayi dan batita, rata-rata obat mata yang beredar ditujukan bagi orang dewasa, sehingga ditakutkan kandungannya tidak mampu diterima oleh mata bayi dan akan menyebabkan iritasi yang lebih parah atau bengkak pada mata (hal ini dikarenakan bayi belum memiliki resistensi yang cukup kuat untuk zat aktif yang terkandung di dalam obat mata, sehingga penggunaannya mungkin menjadi kontra-produktif). Contoh kandungan yang ada dalam obat tetes mata yang berbahaya untuk bayi dan batita adalah menthol.

 

Nah, Swipers, sekarang Anda tahu obat-obatan apa saja yang berbahaya bagi bayi dan batita. Hindari memberikan salah satu dari obat-obatan tersebut kepada mereka, ya. Jangan lupa, Anda harus ekstra teliti sebelum memberikan obat kepada bayi dan batita. 

Untuk Anda yang memiliki usaha apotek, maka Anda dapat mengandalkan pemesanan sediaan apotek pada SwipeRx. Dengan menggunakan fitur SwipeRx Belanja, Anda bisa memesan sediaan apotek Anda hanya dengan sentuhan jari. Anda juga bisa mendapatkan cuan lebih banyak karena semua sediaan apotek dikirim dengan gratis ongkos kirim! 

Anda juga bisa mengikuti misi bulanan dan mendapatkan kesempatan untuk mendapat berbagai hadiah menarik, seperti voucher dan emas! Tunggu apalagi? Yuk download aplikasi SwipeRx di Google Playstore dan App Store. Klik di sini untuk mengetahui SwipeRx Belanja lebih lanjut.

Berlangganan Newsletter

SwipeRx Academy